Antara Film dengan Kisah Nyata

Sejauh ini ada 2 film yang membuat saya tertarik dengan ceritanya, pertama film CIN(t)A kalau dibaca sih jadinya Cinta Cina terus yang kedua film nya Cinta Tapi Beda. Kedua film itu memiliki inti cerita yang sama yaitu kisah cinta yang terhalang oleh perbedaan keyakinan, pada film pertama tokoh wanita diceritakan memiliki agama Islam dan tokoh laki-laki beragama Kristen dengan latar belakang kampus ITB. Cerita kedua dibalik, tokoh laki-laki adalah seorang muslim dan tokoh wanita yang beragama kristen.
Kedua film ini pernah menerima banyak penolakan dari tokoh agama karena dianggap melegalkan pernikahan beda agama sedangkan jelas jika hukum di Indonesia tidak ada pernikahan beda agama, pernikahannya dilakukan di luar negeri yang membolehkan lalu dicatatkan di cacatan sipil saja. Karena film ini oleh tokoh agama dianggap melanggar ajaran agama, karena pada kenyataanya tidak mungkin ada dua arah dalam satu bahtera. Tapi jika saya melihat film-film ini justru memberikan hikmah yang sangat besar, karena kedua film ini memiliki ending yang berbeda dan tidak satupun dari film ini yang menyimpulkan bahwa pernikahan beda agama ini diperbolehkan karena pada ending kedua cerita ini akhir ceritanya dikembalikan kepada kita sebagai penonton, apakah penonton ingin membuat cerita ini berakhir dengan bersatunya cinta beda ini ataukah tidak. Kesimpulan ini dapat ditarik setelah melihat alur cerita tentang kehidupan pasangan beda agama yang sebelumnya terjadi, tentang konflik dan perbedaan lainnya, juga tentang saling menghargai dan toleransi sebagai manusia tanpa melihat keyakinan apa yang mereka anut.
Menurut saya film kedua yaitu Cinta tapi Beda menampilkan kejadian riil dari yang sering terjadi di Masyarakat, mengisahkan seorang pemuda muslim yang taat yang berprofesi sebagai koki yang berasal dari Jogjakarta dan seorang wanita kristiani taat yang berprofesi sebagai seorang penari dan berasal dari Padang dan memiliki paman yang juga menjalani pernikahan beda agama. Pada awalnya hubungan mereka berjalan dengan mulus, masing-masing dapat menghargai perbedaan mereka mulai dari masalah ibadah dan makanan sampai pada saatnya mereka memperkenalkan diri dengan orang tua masing-masing, Ayah dari tokoh laki-laki adalah seorang kepala desa yang dikenal sangat toleran, beliau menyukai sosok wanita pilihan anak laki-lakinya namun suatu hari ia melihat bahwa dileher kekasih putranya tergantung kalung salib, hal itu membuantnya tidak setuju dan melarang hubungan anaknya dengan tokoh wanita yang diperankan oleh Agni Pratista. Konflik mulai muncul dan orangtua tokoh wanita pun menentang hubungan itu...

Dari film itu saya mencoba untuk mengambil pelajarang yang berharga, sebagai manusia yang memiliki rasa kasih sayang kita boleh saja menyayangi siapapun siapapun tapi sebagai manusia yang berTuhan kita tetap memiliki batasan sesuai apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT karena saya sebagai seorang muslim, ada batas-batas yang tidak dapat kita langgar karena hal tersebut adalah hubungan vertikal langsung kita dengan sang Penguasa Alam. Saya secara pribadi pernah merasakan cinta beda agama ini, memang seperti apa kata Marcel dalam lagunya "Tuhan memang satu, kita yang tak sama", semuanya sama sebagai tapi keyakinan kita memang tidak dapat disamakan...

Komentar