Tentang Hati

Aku tak pernah bercerita banyak tentang satu organ yang bernama hati, organ yang menurut orang rapuh namun kuat diwaktu yang sama. Aku pernah jatuh hati dulu, dulu sekali. Tak pernah terbayang jika bermain dengan hati yang bahkan tak terlihat wujudnya bisa begitu mengikat langkah seseorang untuk maju, maupun bertahan dalam langkah kecil. Tidak pernah membayangkan sebelumnya jika jatuh hati itu membuat orang benar-benar jatuh, sampai pada kesakitan yang tidak pernah ditemui. Jatuh hati dan sakit hati seperti 2 hal beriringan yang selalu ada dalam kegiatan yang melibatkan hati.
Aku tak pernah benar-benar jatuh hati pada siapapun sebelum aku bertemu dengan seseorang yang berhasil mendobrak blokade yang dibangun dari semasa remaja, resistensi hati terhadap cinta mulai melunak, tapi denganmu akupun baru merasakan rasanya sakit hati. Aku tak pernah mengatakan apapun tentang hati ini kepadamu, tentu tidak akan ataukah belum?
Penyakit ini ternyata bisa melemahkan logika manusia, dari seorang yang dingin seperti saya bisa se-melankolis ini jika sudah teringat pada urusan hati. Parahnya, hati yang saya miliki ini bandel luar biasa, susah beranjak, seolah menutup akses hati lain untuk menjatuhkannya lagi. Dia jauh, tak tergapai, tak tertebak, dan terlalu berbeda tapi entahlah mungkin jatuh hati memang tak penah memilih.

Komentar