CUACA

Aku tak pernah merasakan cuaca seperti ini sebelumnya, cuaca yang mengubah perasaanku menjadi tidak menentu, layaknya cuaca itu sendiri. Mencoba mengenali bagaimana caranya bisa mengendalikan cuaca yang tidak menentu yang membuatku terkadang tidak nyaman berada ditempat yang sedang kuinjak, cuaca itu terkadang sangat hangat,menyejukkan, tapi bisa berubah dengan cepat pula menjadi sangat panas atau sangat dingin bahkan lebih dingin dari antartika. Saya tidak pernah tahu apa yang membuatnya terlalu cepat berubah, apakah memang karena musim begitu tak menentu? hey tapi bukankah negara ini adalah negara tropis yang hanya memiliki 2 musim saja? tapi kenapa bisa ada es yang begitu dingin yang tampak dikedua mata?, kenapa harus ada badai pasir yang menghalangi pandangan? bahkan kabut pagi terlalu tebal untuk disebut sebagai kabut.

Cuaca, tidak pernah kubayangkan aku bisa berada dalam lingkaranmu yang tak menentu, yang membuatku merasa jengah sekaligus takut, tapi anehnya aku merasakan kerinduan yang begitu besar entah pada apa dalam siklus hidupmu. Tidak pernah ada keselarasan dalam kehidupan ini sebaik Tuhan menciptakan keseimbangan jagad raya. Cuaca, kau tahu? terkadang aku berusaha untuk menarik diri saat udara hangat atau sejuk, dan aku kembali tertarik kedalam pusaran yang sama saat badai datang, saat kebekuan memenuhi seluruh tempat didunia, setidaknya bagi duniaku. Kau terlalu dalam menarikku pada persimpangan yang membuatku gamang, yang membuatku seakan aku melayang jauh tapi pada kenyataannya aku malah ditarik mundur jauh kebelakang.

Cuaca, betapa susahnya aku pergi dari setiap perubahan yang kau ciptakan, semacam insting petualang yang hidup kembali dalam asa, semakin dingin cuacamu semakin jatuh pula aku dalam kebakaan yang tak bisa kugambarkan. Bertahan denganmu pun tak akan baik, begitupun pergi tak semudah aku mengucapkan semuanya. Kata selamat tinggal akan menjadi sesuatu hal yang menyakitiku, walaupun tetap tinggal akan menjadi lebih sakit. Aku hanya menunggu waktu cuaca, menunggu hingga badaimu reda, amukku padam, dan rasaku lenyap. Pada satu masa aku akan mengatakan selamat tinggal bukan untuk membuat siapapun merasa sakit, tapi untuk membuat semua orang merasa bahagia karena pernah ada aku dihidup mereka. Bukankah kita jangan menyesali apa yang telah terjadi tapi berusahalah bersyukur bahwa semua ini pernah terjadi, setidaknya untuk membuat hatimu merasa aman walau hanya sesaat.

Cuaca, aku tahu betapa aku menjengkelkan bagimu dan sebaliknya akupun begitu membencimu, benci karena aku mempercayaimu bahwa suatu hari cuacamu akan kembali hangat dan sejuk bukan berbadai dan dingin yang menusuk. Cuaca, tak ingin kututup kisahku dengan pilu, ingin aku merasakan betapa bahagianya aku bisa ada dalam keadaan yang tak pernah kurasakan sebelumnya. 


Well, all I need is only acceptance from my own self, when I feel the warmth spead all over my face I should know that this feeling should not exist in my life for you, because you only can guide me into the wrong ocean that I shouldn't be in there. Everytime I fall into that feeling , I feel so guilty when I feel it seems so right but each people known that this isn't right. Come down to the deeper falling or just go swimming up until you can reach the surface. I can't help this kind of feeling sometimes make me extremely happy but I know I can't be eternally in love with that wrong weather and that ocean.

Komentar