My Biggest Mistake

Kasih Ibu sepanjang jaman dan kasih anak sepanjang galah, adalah ungkapan yang sering kita dengar dari jaman kita masih kecil ungkapan atau peribahasa ini sering sekali disampaikan ketika ada momen dimana hal yang melibatkan orangtua didalamnya. Benar saja mungkin hal ini terjadi, karena prioritas utama orangtua ternyata adalah anak-anaknya, kejadian demi kejadian yang saya alami membuat saya berpikir bahwa kesalahan terbesar saya ketika menjadi anak adalah menerapkan ungkapan kasih anak sepanjang galah itu. Saya pernah menulis bahwa saya ingin sekali membahagiakan kedua orangtua saya dan saya ingin sekali mereka tersenyum karena saya, tidak ingin membuat mereka menitikkan air mata hanya karena saya. Tapi ternyata setelah saya melihat kebelakang dan bahkan tadi malam yang saya lakukan ternyata sudah membuat mereka menjadi menangis dan sedih. Ketika dalam keadaan sakit, saya selalu berubah menjadi manusia paling cengeng yang pernah ada dan saat itulah saya membuat orangtua saya merasa sedih, saya menelepon dan bercerita betapa saya disini sendiri dan sedang sakit menangis sejadinya. Ibu saya sampai bertanya " Kenapa jadi sering nangis begini?, padahal kan kamu bukan pertama kalinya jauh dari rumah, di purwokerto 4 tahun saja tidak pernah kamu menangis sampai seperti ini ketika sakit".
Pertanyaan ini membuat saya bingung menjawabnya, hanya saya jawab dengan isakan saja malam tadi, lalu setelah saya selesai tiba-tiba saya sadar kenapa saya harus selalu menceritakan hal yang membuat saya sedih? karena saya sadar jika saya menceritakan kesedihan atau rasa sakit yang saya alami akan membuat orangtua saya juga ikut sedih, seketika itu juga saya seperti ditampar oleh kesadaran bahwa yang saya lakukan adalah benar-benar sebuah kesalahan besar. Egois sekali ketika saya hanya bisa membuat mereka menangis dengan tangisan saya juga kontradiktif dengan tujuan hidup saya, dengan cita-cita yang selalu saya simpan dalam benak, kenapa saya harus lupa jika setiap saya menangis maka ibu saya bahkan ayah saya akan menangis bersama saya dan saya tidak ingin mereka menangis karena bersedih, saya ingin mereka bahagia.  
Itulah sebuah kesalahan yang membuat saya begitu terpukul, kesalahan terbesar tentang kasih anak sepanjang galah itu, bagi saya orangtua saya adalah segalanya yang terbaik yang Allah berikan kepada saya. Mungkin seiring dengan berjalannya waktu saya akan semakin dewasa menghadapi hidup yang sebenarnya ini, rasa kaget ini mungkin yang membuat saya menjadi begitu rapuh, tapi saya harus menjadi semakin kuat dengan tempaan yang saya dapat, harus ingat kesalahan demi kesalahan yang pernah saya perbuat agar saya iklas dan ridha ketika kesulitan menimpa saya. Saya harus kuat dan semakin dewasa, karena menjadi seorang wanita harus memiliki jiwa yang kuat karena seorang Ibu ternyata berat ketika Ibu harus menahan segalanya dan tetap membesarkan hati anak-anaknya dalam keadaan apapun.



Ibu, Bapak selama bulan masih menggantung diatas keheningan malam
Selama Matahari masih jingga diujung senja
Selama itu pula aku akan menjadi cahaya yang berpendar untukmu
Seperti kalian yang selalu menyinariku....




Jakarta, 01 September 2016
Yuli Yuliani

Komentar