Lupa Dimana

Rutinitas setiap hari yang saya jalani sama, melewati rute yang sama dan waktu yang hampir sama, dikelilingi keterburu-buruan mengejar waktu serta tak ayal padatnya kota ini membuat muak. Rasanya tak ada ruang untuk bernafas, menikmati keheningan hujan, kesejukan angin yang membelai lembut wajah, atau lebih tepatnya tidak ada tempat yang bisa saya gunakan sebagai ruang refleksi diri. Dulu saat dirumah, saya masih bisa pergi ketempat yang membuat saya tenang, atau bahkan hanya duduk dibelakang rumah yang menghadap kolam ikan, gunung kecil, sungai, dan sawah setidaknya cukup untuk membuat nafas saya kembali terbuka...
Kemarin seperti biasnya setelah pulang turun di stasiun yang biasanya lalu harus naik angkot lagi untuk sampai ketempat dimana saya tinggal, tapi sore itu rasanya malas menaiki angkot lantas saya berjalan dan berjalan sampai pada jarak yang lumayan jauh, sedikit tenang pikir saya waktu itu

Komentar