LAPAN, Mimpi Yang Belum Tercapai

Mengingat dimana sekarang saya kini saya bersyukur Alhamdulillah akhirnya masa-masa menganggur saya sudah berakhir. Bekerja disini pada sebuah organisasi yang besar tidak saya pungkiri membuat semangat saya tertantang dalam banyak hal, apalagi ini adalah hal baru, lingkungan baru, ini Jakarta dan bukan Tasikmalaya, lagi-lagi saya harus beradaptasi dengan banyak hal yang tadinya hanya ada dalam pikiran yang jauh. Hidup disini, dikota yang katanya bahkan lebih kejam dari "ibu tiri" pada seminggu pertama membuat saya sangat tertekan dengan segalanya, dengan ketidakteraturannya, dengan macetnya, dengan individualisnya masyarakat, dan berbagai macam masalah lainnya. Tapi semakin lama, sudah satu bulan saya berada disini ditempat yang berbeda jauh dari tempat dimana sebelum-sebelumnya saya tinggal saya belajar banyak hal terutama belajar membesarkan hati, belajar bertahan, belajar bertahan menjadi diri saya ditengah pengaruh yang ada.

Bekerja disini bukan berarti tidak saya syukuri, hanya saja terlalu jauh dari apa yang saya inginkan. Tapi pasti Allah memiliki rencana yang sangat baik untuk saya jauh lebih baik daripada yang saya inginkan, tapi mimpi itu masih begitu menarik dan masih akan selalu saya tekadkan dan usahakan agar dapat terwujud dan semoga Allah meridhoi keinginan saya (Aamiin). LAPAN adalah sebuah organisasi yang selalu saya impikan sejak saya masih berada dikelas 4 SD (Sekolah Dasar), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional adalah mimpi-mimpi saya, sebuah mimpi yang menaungi kecintaan saya pada semesta, pada langit, pada kabut-kabut andromeda yang belum pernah saya lihat, pada pahatan bulan yang orang sunda bilang ada mitos "Nini Anteh" nya, pada sinar bintang-bintang, dan pada misteri penciptaan semesta yang mengagumkan ini. Dunia Astronomi adalah sesuatu yang begitu menggoda saya setiap waktu, sama menggodanya dengan sirup dingin pada bulan puasa disiang hari, menantang adrenalin, memacu dunia pikir tanpa batas, petualangan pengetahuan yang belum pernah saya dapatkan

Saya tetap menyimpan mimpi dan passion saya ini sampai sekarang, masih saya cintai walaupun saya bukan berada pada jalur astronomi pada akhirnya. Menjadi seorang yang berbeda dengan apa yang kita inginkan membuat saya kadang merasa terjebak dalam sebuah alur hidup yang salah. kadang membuat saya merasa saya ternyata tidak mampu mengapresiasi diri saya sendiri, padahal mimpi-mimpi tentang angkasa, ISS, dan penelitian tentang antariksa selalu memenuhi setiap jengkal dalam pemikiran saya. Saya harap, suatu hari saya bisa bergabung dengan LAPAN untuk bersama-sama mengembangkan teknologi dan pengetahuan antariksa di Indonesia, mewujudkan Indonesia yang semakin melek angkasa, sehingga tidak tertinggal dari negara lain yang Lembaga Antariksa nya sudah begitu hebat. Ingin menciptakan pesawat luar angkasa, mengirimkan pesawat tanpa awak, mengembangkan satelit-satelit yang bisa bermanfaat. Saya yakin InsyaAllah kita bisa mewujudkan mimpi-mimpi itu, saya terkadang iri dengan India yang semuanya memiliki komitmen guna mengembangkan lembaga antariksa mereka sendiri. 

Lagi-lagi bukannya saya tidak bersyukur, hanya kembali bercerita tentang mimpi yang belum terwujud yang akan tetap saya perjuangkan, yang akan saya minta pada Maha Pencipta yang menciptakan Misteri besar itu...




Jakarta, 27 November 2015



Yuli Yuliani

Komentar