Akar..

Aku tidak pernah tahu apa yang harus kurasa, kugambar, bahkan hanya untuk kupikirkan
Terlalu banyak cerita yang datang namun hanya sekilas, tapi kenapa memberikan efek yang sangat lama untuk sebuah wadah yang bernama jiwa ini?
Seperti akar tanaman yang selalu menyerap air, rasanya pot yang disiram ini terlalu penuh kelebihan air hingga akarnya membusuk hampir mati..
Segenggam bara yang menyala merah ditangan bahkan tak mampu menguapkan air yang menumpahi pot kecil yang itu..
Kadang aku bertanya, hanya kepada diri kenapa ia harus selalu bertanya?
Padahal cukup berjalan tanpa harus menoleh, padahal cukup saja diam seperti yang selalu terlihat..
Akar-akar panjang yang mencuat keluar menimbulkan rasa yang sukar tertata oleh logika, betapa merusak..
Ini itu menjadi hanya sebuah tanda tanya tanpa jawaban, ini bukan retorika!
Soe Hok Gie pernah menulis sajak sebuah tanya, ia juga merasa gelisah dengan ribuan pertanyaan yang takkan pernah dia tahu dimana jawaban itu..
Sebenarnya bukan ia tidak tahu dimana jawabannya, ia tahu kemana harus ia cari tapi ia tertawan kepingan tanya lain yang melenyapkan tanya yang satu..
Filosofi kehidupan tak akan pernah hilang, selama manusia masih dipinjamkan raga oleh Sang Pencipta..
Kadang seperti air yang mengalir, bisa kering, bisa berarus, bisa tenang, bahkan bisa banjir...
Rupa akarnya pun bermacam, rupa tanya nya pun tak kalah rumit..
Ada yang terlupa, ada yang memanjang, ada yang terlalu basah dan ada pula yang kering kerontang..
Semakin mencapai ke atas tanah, akan semakin lemah, karena itu bukan tempatnya..
Akar hanya dibawah tanah, dipermukaan tanah namanya pohon, diatas lagi ada buah..
Semakin rumit bukan, semakin banyak dan berwarna..
Tanya itu kembali bertanya dan bertanya..

Komentar