Menutup Kasus dan Menutup Hati

Lagi-lagi akan menceritakan pengalaman atau mungkin perasaan dalam blog ini, biar saja yang katanya diam-diam ini malah terpublikasi di halaman blog yang dapat diakses bebas oleh siapapun.
Bagaimana perasaan John Watson dan Sherlock Holmes ketika memecahkan sebuah kasus ya? Apakah ada rasa senang? puas? atau bangga?, jadi penasaran bagaimana Sir Arthur Conan Doyle itu membuat kasus serta memecahkan kasus-kasus itu sendirian dalam bukunya, hingga tokoh rekaannya itu begitu legendaris sebagai tokoh detektif handal yang memiliki kemampuan deduksi yang luar biasa dan juga tidak lupa dengan peran pendukung utama yaitu dr. John Watson yang menjadi navigator dan rekan bagi Sherlock.
Terlalu banyak membaca cerita dan film detektif membuat saya pernah ingin menjadi detektif juga, tapi baru-baru ini saya memang telah memecahkan suatu kasus, kasus yang tidak saya kenal dan orang-orang yang tidak saya kenal. Dari hasil pencarian itu akhirnya kasus ini selesai juga, klasik sih ini tentang hati..
Dengan berakhirnya kasus ini, saya jadi berpikir bahwa maksud saya dalam cerita ini sudah selesai, saya harus menutup kasus ini sekaligus menutup klien saya yaitu hati saya sendiri. Ini bukan sebuah kebetulan, ini memang jawaban dari apa yang saya cari dan apa yang saya tanyakan...
Mewakili tokoh favorit saya yaitu dr. John Watson (anti mainstream) saya menyatakan kasus ini saya tutup, saya ingin kembali pada hari tanpa kasus yang sama, tanpa orang-orang yang sama. Saya ingin memulai semua cerita baru dengan orang dan hal yang baru..
Semoga semua orang juga bisa segera mendapatkan jawaban dari sebuah pertanyaan yang tidak terucap dalam hati ya..

Hatur Nuhun,
Yuli Yuliani

Komentar