Romance in the Past...

By . Yuli Yuliani

       Romance in the past ini hanyalah sebuah cerita lama yang saya rasa ini sangat spesial untuk saya, memang bukan cerita cinta milik saya namun saya adalah bagian dari cerita cinta itu :). Sebuah cerita dimana cerita cinta ini begitu sederhana namun benar-benar bermakna dalam hidup saya ketika mereka yang mengalami cerita cinta ini menceritakannya kembali kepada saya sebagai bagian dari kisah itu..


        Mungkin bisa dikatakan cerita ini adalah cerita orang-orang konservatif dimana mereka tidak menjalani cerita cinta sebagaimana para pemuda saat ini rasakan, kisah cinta ini adalah kisah cinta milik orang tua saya sendiri, kisah cinta ibu dan bapak saya maka sekarang anda tentunya mengerti mengapa saya bilang jika kisah ini spesial bagi saya karena walaupun bukan saya yang mengalaminya tapi saya adalah bagian dari kisah ini bukan?
        
        Sering sekali Ibu saya bercerita tentang kisah cinta sederhana nya ini kepada saya, Ibu saya selalu mengawali ceritanya dengan sebuah kata bahwa "Ayah kamu adalah pria yang pendiam, yang berbeda dengan teman seumurannya pada saat itu, karena ia tak banyak bicara, dia seorang pemain voli yang bagus kata orang tapi sampai saat ini sampai kami memiliki kalian (anak-anak) Ibu tidak pernah sekalipun melihat permainan voli ayahmu..hehe, ".
lalu saya bertanya " memangnya awal pertama kenal gimana mah?, mamah pernah punya pacar sebelum sama bapak?"..
Ibu saya tertawa, dia berkata bahwa pertama kali tahu tapi belum mengenal ayah adalah pada saat ibu saya sekolah menjahit, setiap kali ibu saya berangkat dia melewati rumah ayah saya, dan tahukah kesan pertama yang ibu saya rasakan saat melihat ayah saya waktu itu? saya tidak menyangka bahwa ibu saya akan menyebut ayah saya sebagai seorang pemalas karena menurut penuturan ibu, bapak saya setiap ibu saya berangkat sekolah pasti ia melihat ayah saya baru bangun tidur..lucu sekali kesan pertamanya.

Masih belum ada cerita cinta pada saat-saat itu, tapi mulai dari sanalah mereka mengetahui eksistensi masing-masing bahwa ada yang bernama Emuh dan Nolis didunia ini..hehe berasa apa ya.
Ayah saya sering bermain voli didaerah rumah ibu saya, masih tak tak ada kata yang terucap dan tak ada kisah cinta yang terbahasakan juga pada saat itu. Saya pernah bertanya juga kepada mereka bahwa apakah mereka pernah memiliki kekasih sebelumnya? dan jawaban mereka adalah tidak, Ibu saya adalah sosok wanita yang pemalu jika berhadapan dengan masalah perasaan dan sama seperti saya katanya -__- , dia bilang dia cenderung takut untuk dekat dengan lelaki karena ia masih kekanak-kanakan saat itu jadi setiap ada lelaki yang mendekati Ibu saya pada waktu dulu, ia tak pernah meresponnya bukan karena apa tapi karena sikap pemalu nya dan karena hal itu banyak orang yang mengatakan dia sombong tapi dia menegaskan bukan karena itu, dan saya percaya.

Suatu hari, ketika ayah saya bermain voli ia dan teman-temannya jajan gitu ya ditoko milik nenek saya, ibu saya bilang kalau ayah saya benar-benar berbeda dari semua teman-temannya saat itu saat semua temannya jajan makanan dan ngobrol kesana-kemari dengan nada yang keras, ibu saya lihat ayah saya hanya jajan kacang goreng dan ia hanya diam mendengarkan teman-temannya dan sesekali tersenyum menanggapi guyonan temannya. Ibu saya berpikir kenapa laki-laki itu hanya diam dan tidak jajan? mungkin dia tidak punya uang? (kasian ayah saya ...wkwk), agak aneh sih tapi mungkin itu yang memang terjadi, dan ibu saya juga hanya berani melihatnya dijendela rumahnya (ampun deh mah... -__- haha).

Tak pernah ada komunikasi antara mereka, hanya saling tahu nama saja waktu itu.. sama sekali tidak pernah mengobrol ataupun ada ucapan hai , halo, atau kenalan seperti remaja kebanyakan, mereka benar-benar diam.
Tapi suatu hari, hal tidak pernah disangka itu terjadi, suatu hari setelah pertandingan voli ayah saya tiba-tiba datang kerumah ibu saya dan ia menemui buyut saya (kakek ibu saya, karena ibu saya tinggal bersama kakek dan neneknya), ayah saya meminta izin untuk mendekati Ibu saya istilahnya meminta anaknya gitu deh ya, bahkan sampai pada saat itu belum ada komunikasi antara ibu dan bapak saya (berasa film bernard bear hehe) , kakek saya memperbolehkannya tapi dia tentu bertanya "Abah mah tidak bakalan mengijinkan kalau hanya berpacaran, jika memang mau sama anak abah (berasa keluarga cemara), abah tanya kapan kamu mau melamar anak abah sama orang tua kamu?" ... dan ayah saya menjawab " iya bah saya mengerti, InsyaAllah saya serius dan akan datang secepatnya" ( hebat kan bapak saya .. proud wkwk), dan mereka akhirnya yah mengobrol-ngobrol banyak hal ibaratnya introgasi gitu lah ya, tapi yang mengobrol hanya bapak saya dan buyut saya, masih hening tanpa kata saudara-saudara ternyata Ibu dan Bapak saya (Ampun deh).

Ibu saya tahu bapak saya datang kerumahnya dan bertemu kakeknya, dia juga suka kali ya sama bapak saya waktu itu dan dia bilang ayah saya adalah orang pertama yang bisa membuat dia tidak takut, biasanya kan ibu saya takut jika menghadapi laki-laki tapi untuk yang satu ini katanya tidak (udah chemistry kali ya) , kakek saya menceritakan apa yang dia dan ayah saya biacarakan tadi, dan ibu saya ya kaget-kaget gimana gitu apalagi pas kakeknya bilang dia menanyakan kepastian hubungan antara mereka ibu saya bilang " abah kata temen saya kalo langsung ditembak minta nikah gitu ya nanti bakal gak dateng lagi". lalu dengan santainya buyut saya tercinta berkata " itu justru fungsinya, untuk mengetahui yang benar-benar serius, jika dia bertanggung jawab dan serius maka dia akan datang lagi kesini, tapi jika ia hanya main-main maka ia tak akan pernah datang kesini, kebenaran dan keseriusan itu bukan hanya dari sebuah kata lis" (sinetron lah)..

Hari berganti hari, dirumahnya ibu saya agak deg-degan kenapa bapak saya gak dateng-dateng juga, apakah memang ia tidak serius atau apa?? .. diam-diam ternyata nungguin juga emak saya ini.
Tibalah suatu hari, jreng jreng jreng.. ayah saya datang lagi kerumah ibu saya saudara-saudara (Alhamdulillah) , disini baru ada komunikasi antara ibu dan bapak saya (akhirnyaaa...) yah mereka mulai mengobrol seperti anak muda lainnya.
perjalanan dilalui dengan banyak hal yang terjadi, lucu dan menyebalkan juga ... jika untuk saya yang mendengarnya mah lucu sekali kisah ini, mulai banyak orang yang mengganggu hubungan mereka dengan mengatakan jika bapak saya beginilah begitu lah, bahkan ada yang menyebut Ibu saya matrealistis padahal darimana segi matre nya sedangkan bapak saya aja datengnya jalan kaki terus, dan lihatlah penampilannya sangat sangat sederhana.. tapi ada satu tim yang terdiri dari dua orang kakek nenek yang selalu setia mendukung bapak saya diantara berbagai kabar burung yang jelek mengenai dia yaitu buyut-buyut saya, mereka setia dengan segala macam pendapatnya yang lucu membela bapak saya didepan ibu saya yah sepertinya bapak saya pintar sekali mencuri hati orang tua ini hehe.. sampai ibu saya pernah dibuat bingung sebenarnya yang cucu dari kakek neneknya itu dia atau ayah saya?? (oh please deh mah,,,)

Karena bapak saya memang tidak pernah mengajak ibu saya jalan-jalan maka salah seorang dari temannya pernah bilang " Lis, kok emuh gak pernah ngajak jalan? kan kalo pacaran ya biasanya diajak main kemana gitu ke bioskop atau apa, kemarin malah saya liat dia nonton loh sama teman-temannya dan ada cewek juga".
dengan segala kekanak-kanakannya maka mengadu lah ibu saya kepada kakek dan neneknya (cup..cup) berharap bahwa kakek neneknya akan mempertimbangkan kembali dan memarahi ayah saya, namun ternyata apa yang terjadi pemirsa, tidak ada kata marah yang keluar dari mulut buyut saya itu (I love you abah) beliau malah berkata " lis, tau gak kalo emang lelaki bener mah gak bakal ngajak pacarnya jalan keluar, pacarnya atau calon istrinya mah dijaga jangan sampai nama baiknya jelek bagus bener itu mah berarti lelaki teh, beda kalau sama yang gak bener" (tidak bisa digeneralisasi ini hanya pendapat sepihak kakek buyut saya saja..ehehehe). lalu ada masalah pekerjaan bapak saya, dan rasa cinta ibu saya yang katanya pada saat itu bukan cinta tapi rasa kasihan dan dengan senang hati kakek buyut saya ada di garda depan pembela bapak saya mengatakan bahwa laki-laki itu jika menikah pasti akan keluar spontan rasa tanggung jawabnya, dan jika masalah cinta dia berkata bahwa jodoh yang sebenarnya biasanya bukan didasarkan pada rasa cinta tapi rasa sayang , simpati, dan rasa kasihan.. merasa tak ada yang membelanya maka ibu saya pun menyerah dan Sampai saat ini Alhamdulillah semoga sampai kapanpun Ayah dan Ibu saya akan memelihara cinta mereka...

kekaguman saya pada cerita mereka adalah karena kisah mereka begitu sederhana, tanpa kata namun dalam, tidak romantis denga segala macam ucapan dan bingkisan namun hanya dengan ketulusan dan mengikuti alur yang Tuhan siapkan...
Romantis dengan cara yang berbeda, yang menurut saya karena saya sebagai bagian dari kisah ini merasa bahwa kisah cinta bukanlah hanya sebuah kata, bukan hanya sebuah cinta...

Saya berharap dijaman sekarang, masih ada lelaki seperti ayah saya, yang mencintai wanita dalam diamnya yang pada saat ia siap maka yang ia temui bukan saya tapi orang tua saya.. lelaki yang dianggap manja, dan pemalas namun ternyata ia berhati emas, dan wanita seperti ibu saya yang ia bisa menjaga dirinya dengan baik sampai Allah mempertemukannya dengan jodoh terbaik yang telah digariskan..
:)

I love you mom and dad, I really really do...
I love your romance story and I feel envy of you because you have someone who really love and take care of you.. your first and last love..
I hope I will find my own too.. I always wanna be like you two hehe


   

Komentar