Perencanaan Audit



 Kelompok 8
handani maheresmi
yuli yuliani
eka arphia mayani
dwi puspaningsih
ninda fajriyah

Perencanaan Audit
Setelah menerima perikatan maka audit harus membuat perencanaan audit sebagai tahap selanjutnya, apa sajakah tahap-tahap dari perencanaan audit?
Tahap pertama adalah memahami lingkungan bisnis klien dan tahapan kedua dari perencanaan audit adalah melaksanakan prosedur analitik.
1.      Memahami Bisnis dan Industri Klien
a.       Pengalaman sebelumnya tentang Entitas dan Indutrinya
Jika auditor menguji klien yang sama, maka auditor dapat dengan mudah memperoleh informasi –informasi bisnis klien. Auditor dapat meriview kembali kertas kerja audit yang disimpan dalam arsip permanen. Sehingga, auditor dapat mengingat kembali kebijaka-kebijakan klien, serta pengendalian internal.
b.      Diskusi dengan orang dalam entitas
Auditor dapat melakukan diskusi dengan komite audit, direktur, dan personel operasi. Komite audit dapat memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan pengendalian internal, system pengelolaan data elektronik yang baru diimplementasikan, perubahan manajemen perusahaan dan perubahan struktur organisasi perusahaan klien. Manajemen dapat dipakai sebagai sumber informasi tentang pengembangan bisnis perusahaan, peraturan baru yang berlaku dalan industry dan peraturan pemerintah terbaru, bidang audit yang menjadi kepentingan manajemen.
c.       Diskusi dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhadap laporan auditor intern
Diskusi dengan auditor intern merupakan cara efektif untuk memahami kelemahan dan kekuatan pengendalian intern organisasi.
d.      Diskusi dengan Auditor lain dan dengan penasihat hukum atau penasihat lain yang telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam industri.
Auditor dapat berdiskusi dengan auditor lain yang pernah melakukan audit laporan keuangan untuk memperoleh pemahaman bisnis entitas.  Auditor juga dapat berkomunikasi dengan penasihat hukum atau konsultan lainnya untuk memperoleh informasi tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam bisnisnya.
e.       Publikasi yang berkaitan dengan industry
Pengetahuan mengenai industri yang menjadi tempat usaha klien dapat diperoleh dengan berbagai cara sebagai berikut:
1)      Meminta keterangan klien
2)       Berlangganan majalah yang diterbitkan klien
3)      Aktif berpartisipasi dalam perkumpulan berbagai industri atau program-program latihan yang diselenggarakan oleh berbagai industri.
f.       Kunjungan ke tempat atau fasilitas pabrik entitas
Pengetahuan mengenai fasilitas fisik untuk penerimaan, pemyimpanan, dan pemakaian sediaan barang gudang akan bermanfaat bagi auditor dalam menilai persediaan. Dengan inpeksi ke kantor klien, auditor akan mengtahui lokasi barbagai catatan akuntasi, jumlah karyawan klien yang bekerja di kantor, serta pembagian kegiatan akuntansi.
g.      Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitas
Auditor perlu mempertimbangkan peraturan pemerintah seperti ekspor-impor, penanaman modal dan lainnya yang dapat berdampak pada bisnis klien.
h.      Dokumen yang dihasilkan
Contohnya buku-buku promosi, laporan keuangan dan laporan tahunan tahun sebelumnya, anggaran dan lain-lain. Hal ini berguna untuk memahami bisnis entitas.

2.      Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika audit merupakan audit tahun pertama.
Auditor  harus memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten untuk meyakini bahwa:
a.       Saldo awal tidak mengandung salah saji yang material.
b.      Saldo penutup tahun sebelumnya telah ditransfer dengan benar ke tahun yang berjalan atau dinyatakan kembali, jika hal itu semestinya dilakukan.
c.       Kebijakan akuntansi telah diterapkan secara konsisten.
Sifat dan lingkup audit yang harus diperoleh auditor berkenaan dengan saldo awal tergantung pada:
a.       Kebijakan akuntansi entitas ybs.
b.      Apakah laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit dan apakah opini yang diberikan selain opini wajar tanpa pengecualian.
c.       Sifat akun dan risiko salah saji lap.keu. tahun berjalan.




Tahap 2 : Melaksanakan Prosedur Analitik :
Konsep Prosedur Analitik  adalah perbandingan dimana auditor membadingkan rasio-rasio yang telah dihitung dengan apa yang telah dikembangkan oleh auditor itu sendiri selain konsep tujuan dari pelaksanaan prosedur analitik adalah untuk Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien dan transaksi atau peristiwa yang terjadisejak tanggal audit terakhir, dan Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan tentang audit.
            Ini adalah beberapa tahapan pelaksanaan prosedur analitik :
1.      Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat.
2.      Mengembangkan harapan.
3.      Melaksanakan perhitungan/perbandingan.
4.      Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan.
5.      Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut.
6.      Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.

Tahap 3 : Mempertimbangkan Tingkat Materialitas Awal
Materialitas awal pada tingkat laporan perlu ditetapkan oleh auditor karena pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada laporan keuangan sebagai keseluruhan. Materialitas awal pada tingkat saldo akun ditentukan oleh auditor pada tahap perencanaan audit karena untuk mencapai simpulan tentang kewajaran laporan keuangan sebagai keseluruhan, auditor perlu melakukan verifikasi saldo akun.

Tahap 4 : Mempertimbangkan Risiko Bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji yang material dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait.
Auditor merumuskan pendapatnya atas laporan keuangan secara keseluruhan berdasarkan bukti audit yang diperoleh melalui verifikasi asersi yang berkaitan dengan saldo akun secara individual atau golongan transaksi.

Tahapan ke 6 dari perencanaan audit yaitu mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan. Strategi audit pendahuluan mempresentasikan pertimbangan pendahuluan auditor mengenai suatu pendekatan audit dan didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu mengenai pelaksanakan audit.
Dalam mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk asersi-asersi, auditor menspesifikasikan empat komponen :
1.      Tingkat risiko bawaan yang dinilai
2.      Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai dengan mempertimbangkan
·         Luas pemahaman mengenai pengendalian intern yang diperoleh
·         Pengujian pengendalian yang dilaksanakan dalam mengukur risiko pengendalian
3.      Tingkat risiko prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai dengan mempertimbangkan
·         Luas pemahaman tentang bisnis dan industry yang diperoleh
·         Prosedur analitis yang akan dilaksanakan yang menyediakan bukti mengenai penyajian wajar dari suatu asersi
4.      Tingkat pengujian rincian yang direncanakan, apabila dikombinasikan dengan prosedur lain, mengurangi risiko audit hingga tingkat rendah yang sesuai.
Pedoman audit AICPA memperkenalkan dua strategi audit utama yang ekuivalen dengan:
1.      Suatu pendekatan substantive utama yang menekankan pengujian rincian
2.      Suatu tingkat risiko pengendalian yang dinilai lebih rendah
Dua strategi audit tambahan yaitu :
1.      Pendekatan substantive utama yang menekankan pada prosedur analitis
2.      Penekanan pada risiko bawaan dan prosedur analitis

Tahapan ke 7 dari perencanaan audit adalah memahami pengendalian Intern Klien Langkah-langkah yang harus dilakukan auditor dalam rangka memahami pengendalian Intern Klien adalah :
1.      Mempelajari unsur-unsur pengendalian intern yang berlaku.
2.      Melakukan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dengan menentukan kekuatan dan kelemahan pengendalian intern tersebut.
Pengujian pengendalian terutama mendapatkan informasi mengenai frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan, mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut, dan karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut.
Dalam pelaksanaan prosedur audit selain ada pengujian pengendalian juga ada pengujian substantif.

Komentar