Ayahku ----> The Greatest Father Ever For Me, My Secondary breath...

Ayahku...


Ayahku bernama Emuh Muhtadin,pria berumur 43 tahun ini adalah pahlawan ternyata dalam kehidupanku...
lelaki yang pendiam dan memiliki tatapan mata yang paling saya sukai sekaligus tatapan mata yang paling saya takuti didunia ini...
tatapan matanya dalam dan hangat namun tiba-tiba dapat berubah menjadi sangat dingin yang membuatku takut tanpa ia harus berkata...

Ayahku, adalah sahabat lelaki terbaikku sahabat yang selalu bisa aku andalkan kapanpun aku membutuhkannya... dia selalu menceritakan hal-hal menarik saat kami berbicara, saat kami semua berkumpul, ia adalah teman bicara yang paling membuatku merasa nyaman karena ia selalu mendengarkan apa yang aku ingin katakan, kau bahkan lebih lucu dari komedian terlucu dimanapun... you are the best Bro hehe Dad I meant..

Ayahku adalah Pemimpin terhebat dalam keluargaku, sosoknya menenangkan seperti air walau terkadang arusnya begitu deras saat ia merasa sakit dan terluka atas apa yang aku rasakan... seperti angin yang selalu menyejukanku diantara panasnya terik dunia...

Lelaki paling Demokratis yang pernah aku kenal, sadarkah kau Ayahku kau tak pernah menjadikan apa yang kau inginkan kau selalu membiarkan kami menjadi apa yang kami inginkan, menjadi diri kami sendiri karena kau mengerti. kau selalu berkata: " pilihah apa yang kau mau, tapi jalankan apa yang kau pilih dengan serius dan jangan setengah-setengah jika kau menghadapi kesulitan dalam menjalankannya itu adalah konsekuensi yang harus kau tanggung atas pilihan yang kau ambil".

betapa bijak dan tegasnya dirimu Ayahku, bahkan saat teman-temanmu yang menceritakan bahwa anak mereka akan diarahkan kesini dan kesana kau berkata dengan tenang kepada mereka : " biarkanlah anakmu memilih jalan hidupnya sendiri, karena mereka lebih mengetahui apa yang mereka suka dan yang mereka tidak suka, jika seandainya kamu (kepada temannya) diibaratkan tidak menyukai Tahu tapi kau tetap dipaksa untuk memakannya padahal mereka tahu kalau kau ta suka tahu apa yang kau rasakan saat memakannya? kau pasti akan merasa ingin membuang tahu itu dari mulutmu dengan cepat, begitupula apa yang dirasakan anak-anak kita jika kita memaksa mereka".

kau ingat saat aku mengungkapkan keinginanku untuk melanjutkan kuliah di luar kota Tasikmalaya? kau adalah orang yang paling memberikanku izin, saat Mamah khawatir akan aku yang dia bilang bahwa aku kuliah di Tasik saja karena Ibuku mempertimbangkan Homesick akut ku hehe, tapi kau langsung menolak apa yang Ibuku minta dan membiarkanku berkuliah disini ditempat aku menulis apa yang aku rasakan tentangmu ayahku di kota kecil yang damai Purwokerto.

kau membiarkanku pergi aku sangat tahu bukan karena kau tak ingin aku ada disana dirumah, namun karena kau ingin mengajarkan kepadaku apa itu kemandirian, mandiri dimana aku harus belajar bertanggung jawab atas diriku sendiri dan membiasakan diri untuk membuka mata bahwa kehidupan ini lebih luas dari sepetak rumah yang sangat aku cintai karena suasana yang engkau, Ibu dan adikku tersayang ciptakan didalamnya. kau ingin mengajarkan aku betapa beruntungnya aku memiliki semuanya, dan kau ingin mengajarkanku untuk menjadi manusia yang lebih bisa menerima keberadaan orang lain.

kau tahu sifatku yang sangat introvert Ayah, kau tahu aku bukanlah orang yang memiliki sifat sepertimu yang dengan mudah dapat dekat dengan banyak orang karena sifat mudah bersosialisasimu itu tidak menurun kepadaku melainkan kepada adikku "Rizki Muhammad Fahri", maka dari itu kau dengan mudah memberikan izin untuk pergi jauh dari rumah karena kau ingin agar aku dapat lebih menerima orang lain dan terbuka dengan dunia sosial agar aku dapat membuka duniaku lebih luas lagi.

mungkin orang lain akan menganggapku aneh dengan mimpi dan khayalan yang selalu aku bangun dan aku tulis di dinding kamar, mungkin ayah yang bukan engkau akan marah saat masuk kedalam kamarku saat dimana kamarku terlihat seperti lebih parah dari kapal pecah, saat kertas-kertas mimpiku memenuhi dinding dan pintu dengan dominasi warna merah dan biru, dengan sebuah gambar matahari yang besar dengan dikelilingi bintang-bintang kecilnya, namun kau tidak kau tidak pernah menganggapku aneh ayah kau bahkan tetap membiarkan keadaan kamar tidurku seperti apa yang aku sukai dan pada saat terakhir kali aku tinggalkan, bahkan saat aku sudah tak tinggal dirumah, segalanya tak pernah berubah, tak ada geseran sekecil apapun dari semua barang-barang yang ada disana karena kau lagi-lagi tahu bahwa anakmu yang sangat pemalas ini tidak dapat gampang beradaptasi dengan perubahan letak sekecil apapun.

aku merasa kaget dengan hal itu, saat pertama kali aku pulang setelah 3 bulan aku tidak pulang dan mendapati semuanya masih sama, aku tersenyum dalam hati semuanya sama namun menjadi sangat rapi dan bersih...

kau adalah lelaki yang paling rapi dan pecinta kebersihan Ayah dan lagi-lagi sangat bertolak belakang denganku, mamah, dan adik. dirumah, kau adalah orang yang paling rajin bersih-bersih dan hasil bersih-bersih yang kau lakukan sendirian bahkan lebih bersih jika dibandingkan dengan jika aku,mamah dan adik yang mengerjakannya bersama-sama sungguh sempurnanya dirimu sebagai seorang ayah.

kau selalu mengejekku dan Mamah kalau kami tak tahu bagaimana caranya melipat baju dan menyetrika dengan benar dan yah aku akui itu memang benar, kau melakukan apa yang tidak bisa kami lakukan dengan sangat baik. kadang kami iri dengan ketekunan yang kau miliki walaupun kami juga jengkel karena kau sangat lelet namun kau memang hebat Ayahku :).

terlalu banyak cerita tentang dirimu ayah, tentang kebiasaanmu, rasa cintamu pada olahraga yang membuat kini anak bungsumu juga sedang meniti karir sebagai seorang atlet, tentang kasih sayang dan pengorbananmu kepada keluarga, tentang orang-orang yang kau cintai namun malah melupakanmu, tentang rasa sakitmu saat kau terbuang, ketulusanmu, tanggung jawabmu sebagai seorang anak dan ayah...

aku sungguh salut pada teguhnya pendirianmu Ayahku, kau pernah bercerita dan semua orang memang bercerita hal yang sama juga kepadaku bahwa pada zaman sekolahmu dahulu teman-temanmu dahulu adalah para berandalan anak-anak nakal yang sering mabuk-mabukan namun kau hebat diantara teman-temanmu itu hanya kau tidak pernah terjerumus kedalamnya walaupun kau berteman dengan orang seperti itu, aku tahu itu bahkan dari temanmu yang berandalan itu mereka berkata bahwa kau adalah orang yang benar-benar baik dan kuat merekapun salut padamu dan aku dapati bahwa mereka sangat menghormatimu... lagi-lagi aku tersenyum bangga memiliku ayah sepertimu...

satu tahun lalu, saat keponakanmu pergi untuk selamanya Ayah. aku menangis haru saat Almarhum a hendra sebelum ia dipanggil selamanya oleh Tuhan satu-satunya orang yang ia ingat dan ia cari hanyalah engkau ayah aku masih ingat bagaimana a hendra memanggil dan mencarimu waktu itu.

alm. Hendra : si mamang mana? mamang... (paman mana? paman...)

kami semua yang ada dikamar itu dengan air mata yang berlinang bergegas mancari ayahku yang saat itu sedang ada di lobi rumah sakit bersama saudara yang lain.

saat itu kau langsung menemui keponakan yang kau sayangi itu, dan a hendra bilang padamu bahwa ia merasa sakit dan memintamu memijatnya... kau yang ia minta Ayahku kau, bahkan ia tak meminta ayah atau ibunya... karena kau dan rasa sayangmu kepadanyalah yang membuat ia juga amat menyayangimu...
karena kau, kau adalah satu-satunya orang yang dengan penuh cinta merangkulnya disaat semua orang bahkan ayah ibunya sekalipun menjauhinya... kau yag membuatnya dapat tertawa disaat ia menangis dan terasing Ayahku..
kau yang selalu mengingatkan kami istri dan anak-anakmu bahwa kita jangan sampat ikut terhadap lingkaran yang bukan jalan kita. kau mengajarkan kami untuk tetap menerima dan menyayangi dengan tulus keluarga Almarhum.
belum lama ini kau bahkan sering ingat kepada nayla anak dari almarhum, kau bilang dia cucu mu dan kau menyayanginya... :) begitu tulus kasih sayangmu ayah... aku bangga menjadi anakmu.

Ayah, mengapa banyak orang yang menyangka kau galak pada anak-anakmu? haha mungkin karena wajahmu yang memang terlihat galak, tapi mereka tidak tahu kalau kau adalah orang yang paling baik belum pernah aku merasakan amarahmu Ayah, belum pernah aku merasakan tanganmu menyakitiku... namun justru karena itu aku amat menghormatimu, karena kau tak pernah marah dan kediamanmu adalah amarah yang paling menakutkan. hanya dengan melihat tatapan matamu yang berada dalam diam itu sudah cukup untuk membuatku sadar ketika aku bersalah...

Ayah, banyak orang yang menyangka kau mengekangku karena aku jarang sekali terlihat bermain dengan teman-temanku,tidakkah mereka tahu bahwa kau adalah orang yang paling longgar masalah peraturan?? dan tidakkah mereka tahu bahwa sejak kecil memang kau tak mengizinkan kami keluar malam kecuali untuk mengaji?
kebiasaan yang kau terapkan bukan dengan kekangan melainkan pengertian hingga menumbuhkan kesadaran tersendiri bagi kami untuk mengingat waktu.

Ayahku, dimanapun aku berada aku percaya kau selalu ada dihatiku doamu selalu ada.... walau kau tak pernah berkata...
Ayahku, kau selalu membanggakanku menganggapku begitu hebat padahal aku bukanlah anak yang hebat... kau lah Ayah terhebat...
Ayahku, kau Tahu betapa berharganya dirimu untukku? yah sangat berarti, kau adalah nafas keduaku selain nafas yang Tuhan berika untukku...
Ayahku, aku akan berbuat apapun untuk membahagiakanmu...
merawat hatimu agar hatimu tak pernah terluka oleh siapapun terutama olehku...

Tuhan jagalah dia...
Jangan biarkan dia menitikkan air mata kesedihan...
Berikanlah ia kebahagiaan...
Tuhan Jagalah dia, Saat aku tak ada disampingnya...
Jagalah Ayahku, Pahlawan kehidupanku...
Tuhan Peluk dan Kasihi dia ...
Aku mencintaimu Ayah karena lindungan Cinta Tuhanku...



untukmu ayahku,


Yuli Yuliani
Purwokerto, 17 Juni 2012

Komentar